Banjarnegara – Babinsa Posramil Pandanarum Koramil 06 Kalibening Kodim 0704 Banjarnegara,Sertu Suwondo melaksanakan Komsos bersama Paguyuban seni kuda kepang di Dusun Tamansari Rt 01 Rw 03 Desa Pingit Lor Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara. (Rabu 21/12/2012)
Kali ini Babinsa Sertu Suwondo melaksanakan Komsos bersama Bapak Sudar (49) seorang tokoh atau ketua serta pelaku seni dan budaya Tari Kuda Lumping beserta beberapa anggota paguyuban seni kuda kepang yang sedang menyiapkan gamelan gunu untuk persiapan pentas di Pingit Lor Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara.
Bapak Sudar mempunyai anggota 25 orang untuk memainkan budaya, kuda lumping atau sering kita sebut Ebeg ada beberapa gamelan di antaranya kendang,Bonang,gending panjang, saron demung,gong besar dan kecil.
Sudar yang juga seorang abdi negara sebagai perangkat Desa Pingit Lor,juga menjelaskan, Kuda Lumping dan Barongan ini terbentuk dari pesta rakyat. Kesenian ini merupakan gambaran suka cita masyarakat atas prestasi mengembangkan kesenian rakyat zaman dahulu, hingga zaman sekarang telah digunakan untuk mengisi acara kebesaran seperti Kemerdekaan 17 Agustus, hajatan pernikahan, dan sunatan.
Kesenian tari kuda lumping merupakan sebuah seni tari yang dipentaskan dengan menggunakan peralatan berupa kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu.
Dilihat dari ritmisnya tarian kuda lumping ini merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran jaman dulu yaitu sebuah pasukan kavaleri berkuda, ini bisa dilihat dari gerakan seni tari kuda lumping yang dinamis, ritmis dan agresif layaknya gerakan pasukan berkuda di tengah medan peperangan.
Lebih lanjut Sudar menyampaikan, sejarah asal mula seni tari kuda lumping banyak diyakini adalah sebuah bentuk dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajahan Belanda.
Dalam versi ini menyebutkan bahwa asal muasal kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga melawan bangsa Belanda yang menjajah tanah air.
Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini mengisahkan latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono I untuk menghadapi pasukan Belanda.
Sudar sendiri mewarisi tari kuda lumping dari bapaknya. Pada tahun 1990, Sudar sendiri sudah ikut pentas bersama bapaknya , untuk tampil di setiap hajatan ataupun di hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Babinsa Sertu Suwondo menghimbau kepada Bapak Sudar,bapak Wahiri dan teman-teman pelaku seni kuda kepang dan warga setempat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan serta selalu mengutamakan keselamatan apabila tampil dalam pentas dan selalu jaga kekompakan,kebersamaan guna paguyuban ini tetap langgeng kedepannya.
Ditempat terpisah, Danramil 06 Kalibening Kapten Caj Indaryanto, mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian TNI untuk membangun kerukunan dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, salah satunya dengan melakukan silaturahmi dan komunikasi sosial.
“Selain itu dapat berguna untuk mencari solusi bersama guna memudahkan masyarakat dan Babinsa dalam menghadapi masalah yang ada sehingga dapat ditangani dengan mudah,” pungkasnya.(Koramil 06 Kalibening)