Banjarnegara – Mentari pagi baru saja merangkak naik di Desa Karangjambe, Kecamatan Wanadadi, ketika langkah-langkah pasti Babinsa Koramil 03/Wanadadi terlihat menyusuri pematang sawah. Senin (23/06/2025) itu, bukan hanya ladang yang menjadi perhatian mereka, tapi juga hasil kerja keras petani: gabah yang siap diserap oleh pemerintah melalui program Serapan Gabah Petani (Sergap).
Program Sergap yang digelar oleh Bulog kali ini mendapat dukungan penuh dari Koramil 03/Wanadadi. Salah satu tokoh yang terlibat adalah Bapak Darmono, petani dari Kelompok Tani Margotani di Dukuh Jumbleng, RT 05 RW 01, Desa Karangjambe. Gabah hasil panennya dari varietas Inpari, sebanyak 2,580 ton, berhasil dijual ke Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Bagi Darmono dan rekan-rekan sesama petani, harga tersebut menjadi angin segar di tengah tantangan pasar yang fluktuatif. Namun yang membuatnya merasa lebih tenang adalah kehadiran Babinsa di tengah-tengah mereka.
“Pak Tentara datang bukan untuk mengawasi, tapi mendampingi kami. Mereka membuat kami merasa lebih percaya diri saat menjual gabah,” ujar Darmono sambil tersenyum, tangannya masih memegang karung gabah yang baru ditimbang.
Babinsa yang turun langsung dalam kegiatan ini memastikan seluruh proses berjalan tertib dan lancar. Mereka juga memberikan semangat dan dorongan moral kepada petani agar tetap produktif dan tidak merasa berjalan sendiri dalam membangun ketahanan pangan nasional.
Danramil 03/Wanadadi, Kapten Arh Rahmun, dalam keterangannya menyatakan bahwa peran Babinsa tidak hanya dalam keamanan, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.
“Kami dari Koramil 03/Wanadadi senantiasa siap mendampingi dan mendukung kegiatan petani di wilayah, termasuk dalam kegiatan sergap ini. Harapannya, kegiatan ini bisa membantu petani memperoleh harga yang layak dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Program Sergap bukan hanya tentang penyerapan gabah. Di balik transaksi itu, ada kerja sama antara petani, pemerintah, dan TNI yang saling menguatkan. Saat harga pasar tidak menentu, program ini menjadi jaring pengaman sekaligus penyemangat agar petani tetap bergairah mengolah lahan.
Kehadiran Babinsa di Desa Karangjambe hari itu bukanlah seremoni, melainkan bukti bahwa negara benar-benar hadir untuk rakyatnya di sawah, di pematang, dan di titik-titik kehidupan yang sederhana namun penting.(Pendimbna).