Banjarnegara-Desa Bantar, Banjarnegara menjadi salah satu lokasi penghasil gas rawa di Jawa Tengah. Namun mimpi menjadikan Biogenic Swallow Gas (BSG) sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas LPG di rumah tangga harus terkubur, lantaran alat penghasil gas mengalami kerusakan.
Hal tersebut diungkap oleh Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto, sudah 1 tahun alat mengalami kerusakan dan bocor sehingga banyak air yang masuk ke dalam jaringan pipa.
“Sekarang masih off sudah 1 tahun, karena dulu setelah dioperasikan tidak cuma gas yang keluar tapi ternyata banyak air yang masuk ke pipa sampai masuk ke kompor warga,” ungkapnya.
Selain itu, jaringan pipa dari sumber gas rawa yang ditanam di dalam tanah menuju rumah warga menyulitkan pendeteksian kebocoran.
“Karena pipa sudah di dalam tanah jadi sulit juga terdeteksi bocornya. Waktu itu sudah pernah kita coba nyalakan lagi tapi ternyata gasnya belum bisa sampai ke rumah warga, mungkin karena kebocoran-kebocoran dipipa itu,” katanya.
Awalnya pemanfaatan gas rawa tersebut akan digunakan ke 100 rumah warga. Namun hingga kini belum terwujud.
“Dulu ada 100 rumah, tadinya 25 rumah kemudian 75, tapi sampai sekarang belum bisa berkembang lagi dan belum bisa nyala sampai sekarang,” jelasnya.
Tak hanya itu, selain mengalami kebocoran pada jaringan pipa, usai dipasang tabung penampung gas dibeberapa lokasi, bukan gas yang muncul melainkan angin.
“Kalau kompor dinyalakan secara bersama itu yang keluar cuma angin saja. Gas muncul tapi tidak merata,” katanya. Selain menggali tanah untuk memperbaiki jaringan pipa gas, penambahan tabung penampungan gas, pihak desa telah menghadirkan teknisi dari Surabaya. Namun hingga kini gas rawa yang seharusnya dapat bermanfaat untuk warga belum dapat digunakan. (Tim PJ-Red).